Umat Islam akan segera merayakan Idul Adha. Di seluruh dunia, umat Islam akan melaksanakan shalat Idul Adha dan menyembelih qurban. Sedangkan di Makkah, jutaan umat Islam berhimpun menjadi satu dalam ibadah haji yang tak terganggu meskipun ada musibah yang mengakibatkan 107 jamaah haji meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Ketertiban dalam ibadah, pengorbanan dan kemuliaan akhlak umat Islam ternyata menjadi perhatian tersendiri bagi Imam Besar Katolik Ortodoks Rusia Dmitri Smirnov. Dalam sebuah khotbahnya, ia meminta jemaat Katolik Ortodoks untuk belajar dari umat Islam yang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu dan diprediksi akan menjadi agama terbesar di Rusia.
Lihatlah, ketika umat Islam merayakan hari besar keagamaannya, tak seorangpun berani melewati mereka. Sebab di seluruh dunia, masjid-masjid dan jalan-jalan kota dipadati ribuan umat Islam yang sedang bersujud kepada Tuhannya.
Saksikanlah, jutaan umat manusia beribadah dengan sangat teratur dan merapikan barisan tanpa perlu diatur-atur. Mereka berbaris dengan tertib tanpa harus diperintah.
Lalu di mana kalian bisa melihat pemeluk Kristen seluruh dunia, bisa beribadah bersama? Kalian tidak akan pernah bisa melihatnya karena hal itu tidak akan dijumpai dalam Kristen hari-hari ini.
Lihatlah, orang Muslim itu sering membantu dengan suka rela tanpa mengharap imbalan, tapi pemeluk Kristen malah sebaliknya.
Tanyakanlah pada wanita tua itu (sambil menunjuk wanita lumpuh yang berada di gereja itu). Menurut wanita tua itu, seorang pengemudi Muslim sering menyediakan jasa transportasinya untuk mengantarnya ke gereja di Moskow. Dan setiap kali wanita tua itu ingin memberinya upah, pengemudi Muslim tersebut selalu menolaknya dengan alasan bahwa Islam melarang mengambil upah pada wanita lansia, jompo, fakir miskin dan anak-anak yatim.
Dengarkanlah persaksiannya, padahal wanita tua itu bukan ibu atau kerabatnya, tapi pengemudi Muslim mengatakan dalam Islam wajib menghormati orang yang lebih tua, apalagi orang tua yang lemah dan tak berdaya.
Keikhlasan pribadi pengemudi Muslim tersebut tidak ada ditemukan dalam pemeluk Kristen yang mengajarkan kasih, tapi pengemudi Kristen bisa tanpa belas kasih meminta upah atas jasa transportasinya pada wanita tua itu. Dia mengatakan layak mendapat upah karena itu adalah profesinya sebagai jasa transportasinya.
Seorang Muslim justru lebih dekat dengan Sang Mesiah, tapi orang Kristen hanya ingin uang. Apakah kalian tidak merasakan?
Bagaimana dalam prosesi penebusan dosa, siapa saja harus membayar kepada pendetamu, entah itu miskin atau manula, wajib memaharkannya sebagai ritual pengampunan dosa.
Saksikan juga, seorang Muslim tidak tertarik untuk mngambil upah pada orang-orang lansia. Mereka begitu ikhlas dengan sukarela membawakan barang-barang serta belanjaan wanita tua itu. Sampai sang wanita tua itu hendak berdoa ke gereja, sang pengemudi Muslim setia antar jemput wanita tua itu.
Inilah mengapa saya mengatakan masa depan Rusia akan menjadi milik mayoritas pemeluk Islam dan negeri ini akan menjadi milik Islam. Kalian lihat pribadi yang berbudi luhur dan santun, mampu membuat dunia tercengang, ternyata akhlak Muslim lebih mulia daripada jemaat Kristen.
Kalian mendengar bahwa Islam dituduhkan sebagai agama teroris, tapi itu hanya isu belaka yang pada kenyataannya umat Islam lebih mengedepankan tata krama serta kesopanan.
Walau mereka di fitnah sebagai teroris, tapi populasi jumlah mualaf di Eropa dan Rusia makin ramai berdatangan ke tempat ibadah orang Muslim untuk memeluk Islam, karena para mualaf tahu betul bahwa Islam tidak sekejam yang dunia tuduhkan.
Sekarang dan selamanya, masa depan Rusia akan menjadi milik umat Islam. Di masa depan adalah kembalinya kejayaan Islam. Lihat populasi Muslim di Rusia, telah berjumlah 23 juta dan pemeluk Kristen mengalami penurunan menjadi 18 juta, lalu sisa yang lainnya masih tetap komunis.
Ini sebuah fakta bahwa Islam sekarang menjadi agama terbesar di Rusia. Di utara bekas pecahan negara Uni Soviet mayoritas Muslim yaitu Republik Chechnya, Tarjikistan, Kajakhstan, Uzbeckistan dan Dagestan. Lalu umat Islam telah menjamah di kota-kota besar Rusia termasuk Moskow.
Ketika mengakhiri khotbah itu, mata Dmitri Smirnov terlihat berkaca-kaca. Sementara sebagian jemaatnya tak kuasa menahan air mata. Sebagiannya mungkin mereka merasa telah keliru menilai umat Islam, mungkin sebagiannya lagi merasa gelombang Islam di Rusia tak bisa lagi ditahan. Tapi yang pasti, khotbah yang beredar sejak beberapa tahun lalu itu menunjukkan betapa akhlak mulia umat Islam membuat non muslim takjub dan hormat. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Kutipan singkat khotbah Dmitri Smirnov tersebut telah dimuat di World Bulletin pada tahun 2014.
Terima Kasih Sudah Berkunjung dan Komentar
EmoticonEmoticon