Museum Wayang merupakan salah satu tempat wisata yang ada di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Di museum tersebut terdapat banyak jenis tokoh pewayangan yang berasal dari Indonesia dan negara-negara asing. Namun, bangunan yang dibuat pada tahun 1640 ini memiliki banyak cerita misteri. Keberadaan makam pendiri Batavia, JP Coen sendiri menambah suasana di museum menjadi semakin angker.
Hujan gerimis mengguyur kawasan yang ramai dijadikan tempat wisata bagi masyarakat, baik wisatawan lokal maupun asing. Kawasan Kota Tua, meski pun sedang gerimis dan mendung kawasan tersebut masih ramai oleh para pengunjung. Terlebih, banyaknya objek wisata menjadikan tempat yang dahulunya dijadikan kawasan terpenting bagi koloni Belanda ini semakin ramai.
Di sisi pinggir kawasan Kota Tua tersebut terpancar sebuah bangunan kuno yang menjadi daya tarik terendiri bagi sebagian masyarakat. Bangunan yang dulunya dijadikan sebagai gerejaOude Hollandsche Kerk bagi pemerintahan kolinial Belanda itu kini diubah oleh pemerintah Indonesia menjadi Museum Wayang.
Di museum tersebut terdapat banyak koleksi pewayangan dan juga ada makam yang dulunya merupakan tokoh pembesar Belanda yang meninggal pada masa colonial Belanda bernama Jan Pieter Zoon Coen.
Baca juga artikel di okezone.com
Karena warisan zaman colonial, aneka cerita hantunya pun juga berkaitan dengan kenangan masa Belanda. Ada figure raksasa yang tingginya hampir mencapai langit – langit ruangan, ada suara serdadu Londo berbaris lengkap denngan aba – aba komando berbahasa Belanda, aneka teriakan tidak jelas, ringkikan suara kuda, dan masih banyak lainnya.
Syarif (30) yang bekerja di gedung tersebut sejak dua tahun lalu bercerita bahwa ada seorang anak kecil yang terkadang selalu mengganggu saat menjaga di museum Wayang. Dia sendiri sebenarnya tidur di museum tersebut bersama dengan karyawan museum yang lainnya. Namun, dia mengaku bahwa dirinyalah yang paling sering diganggu oleh hantu – hantu yang ada di museum tersebut.
“Kalau saya paling sering diganggu sama anak kecil tua sini. Beberapa hari yang lalu kalau ngga salah, saya lagi bersih – bersih di ruangan tempat menyimpan gamelan di lantai dua, saat itu saya seperti sedang didorong. Saat saya melihat ternyata ada anak kecil,” kata Syarif.
Tidak hanya itu saja, Syarif mengaku pernah ditemui oleh sosok wanita bergaun merah yang berada tepat di depan pintu masuk museum. Menurutnya, saat itu dia sedang melihat – lihat koleksi wayang yang ada di museum itu.
“Waktu itu saya lagi lihat – lihat wayang di depan, kebetulan sudah lagi santai karena sudah tutup museumnya. Saat itu saya sendirian di ruang depan, karena masih sore sekitar jam 8 malam, saya jalan – jalan. Saat itu saya melihat ada wanita menggunakan baju merah sedang berjalan, dia melewatin saya. Dia jalan ke arah toilet. Saat itu saya langsung merinding,” kata Syarif..
Menurut Syarif, di museum Wayang memang banyak sekali hantu – hantu. Namun, terkadang mereka tidak mengganggu. Hantu – hantu akan mengganggu jika ada seseorang yang dengan sengaja menggunakan ilmu untuk memanggilnya.
“Waktu itu dia lagi manggil – manggil hantu, nah mungkin karena tidak kuat dia akhirnya dirasukin. Sebenarnya kami takut tapi karena kami kasihan melihat dia yang tubuhnya dipergunakan oleh setan akhirnya kami membantu dia,” kata Yusuf.
Yusuf sendiri baru enam bulan bekerja di museum wayang. Dia mengaku belum pernah melihat hantu atau diganggu oleh hantu yang ada di museum. Namun dia sering mendengar cerita – cerita dari teman – temannya yang sudah bekerja lebih dulu di museum tersebut.
“Kalau saya baru enam bulan bekerja di sini jadi saya belum pernah merasakan hal – hal gaib di sini. Kalau yang lain sudah banyak, katanya di sini memang banyak setannya,” kata Yusuf.
Sementara itu, menurut karyawan lainnya, Hasan (48), dia pernah mengalami kejadian mistis di museum tersebut. Dia bercerita pernah ditemui oleh sosok wanita dengan wajah yang sudah rusak tepat di depan musholah yang letaknya di depan tangga menuju lantai dua.
“Waktu itu lagi pengen sholat. Saya bingung pas saya melihat ada wanita di depan pintu masuk ke musholah. Saya bilang kepadanya kalau mau gabung silahkan tetapi jangan mengganggu, tetapi dia melihat ke arah saya dan saya melihat mukanya rusak sekali. Saya pun langsung pingsan,” katanya sambil tertawa.
Tidak hanya itu, Hasan bercerita pernah ada seorang ibu yang tiba – tiba datang kepadanya. Ibu itu memaksa masuk ke dalam museum pada saat itu posisi museum sudah tutup, sekitar jam 4 sore. Menurut Hasan, anaknya saat ini sedang dalam keadaan sakit parah dan tidak bisa diobati oleh medis.
“Kalau kata ibu itu, anaknya sakit setelah pulang dari wisata ke museum ini. Katanya saat diterawang oleh orang pinter ternyata si anaknya itu sedang diganggu oleh setan anak kecil yang ada di ruang gamelan. Katanya saat kunjungan anak itu menyentuh gamelan dan memainkannya, padahal ditulisan sudah dilarang untuk memegang alat – alat yang ada di situ,” kata Hasan.
Kejadian itu pun membuat semua karyawan yang ada di dalam museum lebih berhati – hati. Karena mereka tidak ingin kejadian yang ada di museum bisa sampai merugikan oleh para pengunjung museum.
“Akhirnya sekarang setiap ada kunjungan dari sekolah – sekolah, terlebih sekolah SD yang muridnya masih kecil – kecil, kita selalu meminta agar guru – gurunya mengawasi murid – muridnya itu. Kita juga suka ngawasin sih takutnya mereka menyenggol benda – benda yang ada di sini,” kata Hasan.
Rahman (50) yang bekerja di museum ini sejak tahun 1981 bercerita bahwa pernah ada seorang perempuan yang gila judi buntut pernah datang untuk bersemedi. Dia pun terpaksa menemani perempuan tersebut karena tidak ada teman – temannya yang mau menemaninya lantaran takut.
“Waktu malam, perempuan itu melihat ada banyak orang yang kumpul dan ada suara – suara aneh, kayak suara tentara yang sedang berbaris dan juga suara orang naik kuda. Belum lagi ada suara ringkikan kuda. Perempuan itu ketakutan katanya seolah – olah kuda itu ingin menabraknya,” kata Rahman.
Tidak hanya itu, lanjut Rahman, pernah ada noni – noni Belanda berparas cantik dan berkulit putih menghampirinya. Menurutnya, seolah – olah noni tersebut sedang berjalan ke arahnya.
“Saya juga sering mendengar suara peti – peti wayang bergeser sendiri. Itu biasanya terjadi kalau jam 7 sampai 8 pagi atau jam 3 sampai jam 4 sore,” kata Rahman.
Terima Kasih Sudah Berkunjung dan Komentar
EmoticonEmoticon